Pelajari Tentang Sikap Dan Perilaku Manusia
Sikap berkaitan dengan perasaan, keyakinan, dan kecenderungan perilaku yang diarahkan pada orang, kelompok, ide, ataupun objek. Ini mempengaruhi perilaku individu, memutuskan bagaimana bertindak maupun berperilaku pada situasi tertentu. Sikap merupakan semacam kebiasaan, ini adalah cara umum untuk melakukan sesuatu.
Segala sesuatu pada hidup seseorang akan menjadi lebih baik bila sikap orang tersebut menjadi lebih baik. Keberhasilan dan kegagalan pada hidup tergantung dari sikap individu. Bila sikap positif, maka hubungan antar manusia akan positif, hal ini bersifat internal dan sangat sulit untuk diubah.
Perilaku yaitu cara seseorang menanggapi sikapnya, tanggapan ini bisa positif maupun negatif, tergantung bagaimana pandangannya terhadap posisinya. Seperti, seorang anak yang tidak setuju dengan orang tuanya, mungkin akan mengabaikan untuk pergi ke sekolah atau belajar. Disamping itu, seseorang yang kurang menyukai orang lain atau kurang menghormatinya bisa menunjukkan sikap ini dengan berbicara kasar kepada orang tersebut.
Perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di luar sikap, seperti prasangka tentang diri sendiri juga orang lain, faktor ekonomi, pengaruh sosial, juga kenyamanan. Ini adalah tindakan atau reaksi seseorang untuk menanggapi rangsangan eksternal atau internal. Yang menunjukkan cara di mana sesuatu berfungsi atau bekerja dari dalam diri.
Psikolog mendefinisikan sikap sebagai kecenderungan yang dipelajari dalam mengevaluasi sesuatu dengan cara tertentu. Ini bisa mencakup evaluasi seseorang, masalah, objek, atau peristiwa. Evaluasi seperti itu seringkali positif atau negatif, namun kadang-kadang bisa juga tidak pasti.
Contohnya, Anda mungkin mempunyai perasaan campur aduk mengenai seseorang atau masalah tertentu. Para ahli juga menyarankan bahwa terdapat beberapa bagian berbeda yang membentuk sikap seseorang.
Komponen sikap kadang-kadang disebut sebagai CAB atau ABC dari sikap:
* Komponen kognitif yaitu pikiran dan keyakinan seseorang tentang subjek.
* Komponen afektif yaitu bagaimana objek, orang, masalah, maupun peristiwa membuat anda merasa.
* Komponen perilaku yaitu bagaimana sikap memengaruhi perilaku seseorang.
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi bagaimana dan mengapa sikap terbentuk:
* Pengalaman
Sikap terbentuk secara langsung sebagai hasil dari pengalaman. Mereka mungkin muncul sebab pengalaman pribadi langsung, atau mereka mungkin hasil dari pengamatan.
* Faktor Sosial
Peran sosial dan norma sosial dapat mempunyai pengaruh yang kuat terhadap sikap. Peran sosial berkaitan dengan bagaimana orang diharapkan berperilaku dalam peran atau konteks tertentu. Norma sosial melibatkan aturan masyarakat pada perilaku apa yang dianggap tepat.
* Belajar
Sikap dapat dipelajari dengan banyak cara, pertimbangkan bagaimana pengiklan menggunakannya untuk mempengaruhi sikap anda terhadap produk tertentu. Didalam sebuah iklan di televisi, yang melihat orang-orang muda yang cantik bersenang-senang di pantai tropis dengan menikmati minuman dan berolahraga. Gambaran yang menarik serta memikat ini menyebabkan anda mengembangkan asosiasi positif dengan minuman khusus ini.
Orang juga mempelajari sikap dengan mengamati orang-orang di sekitar mereka. Ketika seseorang yang sangat anda kagumi mendukung sikap tertentu, kemungkinan besar anda akan mengembangkan keyakinan yang sama. Seperti, anak-anak menghabiskan banyak waktu mengamati sikap orang tua mereka dan umumnya mulai menunjukkan pandangan yang sama.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Sikap
Para peneliti sudah menemukan bahwa orang lebih cenderung berperilaku sesuai dengan sikap mereka dalam kondisi tertentu:
* Ketika sikap anda merupakan hasil dari sebuah pengalaman pribadi.
* Ketika anda ahli dalam bidang tersebut.
* Ketika anda mengharapkan hasil yang menguntungkan.
* Ketika sikap diekspresikan berulang kali.
* Ketika anda berdiri untuk menang atau kalah karena masalah tersebut.
Sikap bisa berubah untuk menyamakan perilaku
Pada beberapa kasus, orang mungkin benar-benar mengubah sikap mereka agar lebih selaras dengan perilaku mereka. Disonansi kognitif merupakan fenomena di mana seseorang mengalami tekanan psikologis karena pemikiran atau keyakinan yang bertentangan. Supaya mengurangi ketegangan ini, seseorang bisa merubah perilaku mereka agar mencerminkan keyakinan mereka atau perilaku sebenarnya dari mereka.
Bayangkan situasi berikut, anda selalu menempatkan nilai tinggi pada keamanan finansial, tetapi mulai melihat seseorang yang sangat tidak stabil secara finansial. Dengan menurunkan ketegangan yang diakibatkan keyakinan dan perilaku yang saling bertentangan, Anda mempunyai dua pilihan.
Yaitu dapat mengakhiri hubungan dan mencari pasangan yang lebih aman secara finansial, atau dapat mengurangi pentingnya stabilitas fiskal. Untuk meminimalkan disonansi antara sikap dan perilaku yang bertentangan, harus mengubah sikap atau tindakan Anda.
Perubahan Sikap
Sementara sikap dapat memiliki efek yang kuat pada perilaku, mereka agar tidak kaku. Akibat pengaruh yang sama menuju pada sebuah pembentukan sikap juga bisa memberikan perubahan sikap.
* Teori pembelajaran perubahan sikap
Pengkondisian secara tradisional, pengkondisian operan serta pembelajaran observasional bisa diterapkan untuk membawa pada perubahan sikap. Pengkondisian tradisional dapat dipakai untuk menghasilkan reaksi emosional positif pada suatu objek, orang, ataupun peristiwa yang menghubungkan perasaan positif pada objek target. Untuk pengkondisian operan bisa digunakan dalam memperkuat sikap yang diinginkan serta melemahkan sikap yang kurang diinginkan. seseorang juga bisa mengubah sikap setelah melihat perilaku orang lain.
* Elaboration Likelihood Theory of Attitude Change
Pada teori persuasi ini memperlihatkan jika orang bisa menrubah sikap mereka pada dua cara. Pertama, mereka dapat dimotivasi untuk mendengarkan dan memikirkan pesan, sehingga mengarah pada perubahan sikap.
Maupun, mereka bisa saja dipengaruhi oleh karakteristik pembicara, yang menuju pada perubahan sikap sementara. Pesan-pesan yang menggugah pikiran dan yang menarik bagi logika lebih cenderung mengarah pada perubahan sikap yang permanen.
* Teori disonansi perubahan sikap
Seperti yang sudah dibahas diatas, orang juga dapat mengubah sikap mereka disaat mereka mempunyai keyakinan yang berbeda pada sebuah topik. Agar menurunkan ketegangan yang ditimbulkan oleh keyakinan yang kurang sesuai ini, seseorang sering merubah sikap mereka.
Mengubah sikap untuk mengubah perilaku
Sikap dan perilaku dijalin ke dalam jalinan kehidupan sehari-hari. Penelitian telah menunjukkan bahwa individu mendaftarkan reaksi langsung dan otomatis baik atau buruk terhadap segala sesuatu yang mereka temui dalam waktu kurang dari satu detik, bahkan sebelum mereka sadar telah membentuk suatu sikap. Iklan, kampanye politik dan pesan media persuasif lainnya semuanya dibangun di atas premis bahwa perilaku mengikuti sikap, dan sikap dapat dipengaruhi dengan pesan yang tepat yang disampaikan dengan cara yang benar.
Bidang psikologi sosial dan perilaku telah meneliti hubungan antara sikap dan perilaku secara ekstensif. Seorang psikolog dapat memahami hubungan antara sikap dan perilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhi keduanya, semakin efektif mereka dapat mengobati gangguan mental, dan berkontribusi pada dialog mengenai masalah sosial yang penting seperti rasisme, bias gender dan diskriminasi usia.
Di tahun 1955, psikolog klinis dan pendidik George Kelly memperkenalkan psikologi konstruksi pribadinya. Konstruksi Kelly didasarkan dalam gagasan bahwa setiap individu melihat dunia melalui seperangkat praduga uniknya sendiri tentang dunia (yaitu konstruksi).
Konstruksi ini berubah dan beradaptasi disaat individu dihadapkan pada situasi baru dan berbeda. Inti dari teori Kelly adalah gagasan bahwa individu dapat mencari pengalaman dan praktik baru serta mengadaptasi perilaku baru untuk mengubah sikap (atau konstruksi) mereka terhadap dunia.
Dia merekomendasikan bahwa terapis mendorong pasien mereka untuk mencoba perilaku baru dan strategi koping. Dia dan orang lain yang mengikuti sering menemukan bahwa pasien akan menyesuaikan pola perilaku baru yang berguna ini dan kemudian mengubah sikap mereka.
Ketika perilaku tidak konsisten dengan sikap, kadang-kadang merupakan akibat dari tekanan sosial atau teman sebaya. Sementara perilaku orang dewasa umumnya mengikuti dari sikap yang dipegang, untuk anak-anak, sikap sering dibentuk oleh perilaku yang diamati.
Sejak usia sangat muda, anak-anak meniru tindakan orang lain dan, sampai taraf tertentu, membangun sikap dan keyakinan mereka dari perilaku yang dipelajari ini. Ketika anak-anak tumbuh menjadi remaja, perilaku teman sebaya mereka dapat memiliki dampak yang signifikan.
Terkadang faktor tekanan teman sebaya ini dapat digunakan untuk suatu keuntungan. Suatu studi penelitian menemukan bahwa kampanye antimerokok yang ditargetkan pada remaja dapat memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi ketika teman sebaya remaja digunakan sebagai instruktur.
Moderator yang paling kuat dari hubungan perilaku sikap telah ditemukan yaitu pentingnya sikap, kekhususannya, aksesibilitasnya, apakah ada tekanan sosial, dan apakah seseorang memiliki pengalaman langsung dengan sikap tersebut. Sikap penting adalah sikap yang mencerminkan nilai-nilai fundamental, kepentingan pribadi, atau identifikasi dengan individu atau kelompok yang dihargai seseorang.
Pada sebuah sikap yang dianggap penting oleh individu cenderung memperlihatkan hubungan yang kuat bersama perilaku. Semakin mendetail sebuah sikap juga semakin spesifik perilaku, akan semakin kuat keterkaitan antara keduanya. Sikap yang mudah diingat lebih mungkin untuk memprediksi perilaku dari pada sikap yang tidak dapat diakses dalam memori. Menariknya anda lebih cenderung mengingat sikap yang sering diungkapkan.
Jadi, semakin banyak berbicara tentang sikap anda terhadap suatu subjek, semakin besar kemungkinan Anda untuk mengingatnya, dan semakin besar kemungkinannya untuk membentuk perilaku Anda. Perbedaan antara sikap dan perilaku akan memungkinkan terjadi disaat tekanan sosial pada berperilaku dengan cara tertentu mempunyai kekuatan yang luar biasa. Untuk semua orang terus belajar membentuk sikap untuk mengarah pada perilaku positif.