Disaat Mesin Penghasil Uang Tidak Berfungsi Akibat PHK
Pandemi covid 19 masa awal yang membuat perekonomianku menjadi hancur, di pertengahan maret 2019, saya mendapat surat pemutusan hubungan kerja (PHK) karena terjadi pengurangan besar - besaran yang di lakukan oleh perusahaan. Pada masa itu perusahaan mengurangi karyawan agar produksi berkurang karena mengalami penurunan pengiriman atau eksport. Yang mengakibatkan produksi harus di turunkan karena harga yang anjlok, saya menjadi salah satu korban yang di berhentikan.
Dari sisa gaji dan uang jasa pengabdian beberapa tahun kerja yang di berikan perusahan membuat saya merasa terpuruk, karena sebagian harus saya gunakan untuk membeli tiket pesawat untuk pulang kampung. Karena kehidupan yang serba sulit kini saya berada di kampung untuk melakukan pekerjaan sampingan sambil mengirim lowongan ke beberapa perusahaan. Sudah hampir dua tahun lamanya berjalan sampai hari ini belum juga bisa bekerja.
Lamaran yang saya kirim hanya sebagian yang di panggil interview namun selanjutnya tidak ada panggilan alias berarti belum memenuhi persyaratan. Berbagai pekerjaan saya kerjakan di kampung dari mulai bertani, beternak ikan, sambil bekerja online sampingan dengan menjadi affiliate memasarkan barang namun hasilnya kurang memadai untuk kebutuhan keseharian dan juga keluarga. Saya menjadi tulang punggung keluarga selama ini, ketika bekerja hasil gaji bulanan saya sebagian saya kirim untuk kebutuhan orang tua di kampung dan sebagian lagi untuk kebutuhan hidup saya.
Semua modal dari sisa gaji di ATM sudah habis terpakai untuk modal bertani, beternak, dan kebutuhan sehari - hari. Dari pekerjaan online yang saya hasilkan terbilang sangat minim karena persaingan yang sangat ketat. Hingga kini saya masih tetap bertahan dan berusaha keras sambil tetap mencari kerja agar bisa kembali bekerja di perusahaan.
Menjadi seorang petani yang hidup di kampung terasa sulit sekali, pikiran menjadi terkuras karena sudah tidak biasa dengan pekerjaan seperti itu. Dan bukan hanya pekerjaan, orang - orang di kampung sering mencibir dengan mengatakan “capek - capek di sekolahkan dengan biaya yang besar akhirnya pulang kampung dan menjadi petani juga’’.
Hal ini yang membuat saya gerah dan merasa stress, namun aku berusaha tidak menghiraukan dan tetap melanjutkan hidupku sambil tetap berusaha. Karena orang lain hanya bisa melihat dari sisi luarnya saja, dia tidak tahu masalah pribadi kita dan tidak perlu harus semua orang tahu.
Setelah tetap terus berusah hingga dua tahun lebih, akhirnya sebagian pekerjaan online yang saya kerjakan sudah mulai menghasilkan yang lumayan setiap bulan. Meskipun hasilnya tidak sama jika di bandingkan dengan waktu bekerja di perusahaan dulu. Hasil yang saya dapat cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Saya tetap bersyukur atas rejeki yang saya dapat, walaupun hasilnya bisa di katakan hanya sama dengan gaji UMR karyawan baru perusahaan.
Dengan adanya hasil bulanan dari kerja online sudah bisa aku gunakan sebagian untuk biaya - biaya transport ketika ada jadwal interview dari perusahaan. Dengan berharap situasi buruk seperti ini semoga cepat berlalu agar kehidupan normal bisa kembali lagi. Karena situasi ini bukan hanya saya saja yang berdampak, mungkin ribuan karyawan di seluruh indonesia banyak yang megalami PHK.
Semoga kisahku ini menjadi inspirasi buat teman yang mengalami situasi yang sama, agar tetap semangat. Sambil menunggu yang kita cari, lakukan pekerjaan lain apapun itu agar sumber penghasilan anda tetap ada, untuk bertahan hidup. Jangan hiraukan orang lain yang suka mencibir, karena mereka bukan yang memberi kita makan. Selagi pekerjaan itu halal dan tidak merugikan orang lain, jangan ragu untuk mengerjakannya.